Jumat, 04 Januari 2008

PARIS VAN JAVA Or "PARIS VAN JAVA"

Paris Van Java Or PARIS VAN JAVA....ehmmmm dua semboyan yang sama tetapi mengandung artian yang jauh sangat berbeda. Bandung memiliki julukan Paris Van Java oleh orang-orang asing dahulu yang singgah dan bermukim di Bandoeng. Alasan utama yang menyebabkan kepindahan tersebut salah satunya adalah karena kota Bandung memiliki berbagai kelebihan di antara kota-kota yang ada di Indonesia yang secara geografis kota bandung dikelilingi oleh gunung-gunung sehingga menjadikan kota bandung memiliki iklim yang sejuk ditambah dengan keramahan orang-orang pribuminya sendiri. Tapi apakah julukan tersebut masih layak untuk kota bandung sekarang ini????(BIG QUESTION FOR ME). memang julukan tersebut hingga saat ini masih melekat di kota Bandung, akan tetapi mendapat tambahan satu kata saja, ya satu kata saja yaitu mall alias PARIS VAN JAVA MALL! Ya itulah julukan yang saat ini terdengar luas di kalangan masyarakat di kota bandung dan sekitarnya. Penambahan satu kata tersebut memiliki perubahan yang sangat besar di Kota Bandung. Tentunya sudah dapat dimengerti perbedaan arti julukan tersebut. Perbedaan antara dua slogan tersebut terdapat pada pengunjung, maksudnya Paris Van Java dulu banyak dikunjungi oleh para orang-orang asing yang ingin menikmati keindahan dan suasana di Kota Bandung sedangkan Paris Van Java MALL banyak dikunjungi oleh orang-orang yang berasal dari berbagai kota (pastinya Indonesia),khususnya orang-orang DKI yang ingin menghabiskan uangnya di tempat pasar modern ini yang menawarkan konsep perbelanjaan One Stop Shooping khususnya kalo week end kota bandung mendadak menjadi Suemmmpeeekkkkk Pisannn. Kemana slogan Paris Van Java yang orang-orang dahulu sebutkan.....????????Mana daya tarikmu.....:<:<:<:<
Sangat miris sekali melihat kondisi kota bandung sekarang ini, pasar modern bermunculan di kota bandung...saat ini kota bandung sakit...Saat ini Kota Bandung telah Kehilangan Trendmark...saat ini bandung tidak seindah dulu...


Mungkin tulisan ini kurang bagus tapi ini salah satu usaha wong ndeso yang ingin menjadi pintar..saya sangat senang apabila ada kometar2 yang para pembaca berikan terhadap tulisan ini. Thanks CODE 11

Jumat, 28 Desember 2007

OHH...BANDUNG...YANG MALANG...


Oh Malangnya tempat kelahiranku adalah kalimat yang tepat untuk memberi julukan Kota Bandung yang dahulu kala sebagai paris van java-nya Indonesia pada tahun 1930-an (J.R. van Diessen and R.P.G.A. Voskuil). Sehingga orang-orang asing yang dahulu kala berkunjung ke Indonesia menyempatkan datang ke Kota Bandung untuk merasakan kenikmatan dan keindahan Kota Bandung. Suasana udara yang sejuk ditambah lagi dengan orang-orang pribumi yang ramah menjadikan orang-orang asing tersebut berada di kampung halamannya sendiri. Tidak sedikit trend-trend yang sedang berkembang di luar negeri pada waktu itu dibawa ke Kota Bandung oleh orang-orang asing, sehingga dapat dikatakan Center kebudayaan Indonesia pada waktu itu adalah Kota Bandung.
Perencanaan kota yang matang pada waktu itu menjadikan Kota Bandung untuk nyaman disinggahi oleh orang-orang dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri. Dengan kata lain perencanaan tersebut merupakan hasil dari buah pemikiran orang-orang asing pada waktu itu yaitu khususnya orang walanda (Belanda), meskipun orang-orang ini dikenal sebagai bangsa penjajah di tanah air tercinta ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada positif pasti ada negatif itulah hal yang patut kita pelajari dalam memandang sesuatu hal.
Kota Bandung yang dahulu kala memiliki julukan sebagai Paris Van Java pada saat sekarang ini sudah tidak dapat diberikan julukan seperti itu lagi. Pembangunan yang terus berkembang, perencanaan kota yang selalu berubah-ubah menjadikan Kota Bandung kehilangan julukan sebagai Paris Van Java. Yang ada sekarang ini Kota Bandung tidak senyaman dan seindah Kota Bandung dahulu kala. Yang ada sekarang ini Kota Bandung telah kehilangan Konsep Perencaanaan Kota Yang Matang. Andai kata Kota Bandung bisa memiliki nyawa/hidup seperti manusia dia akan menangisi kondisinya yang sekarang.
Pertanyaan Yang Selalu Ada Di Benak Saya Adalah "Apakah Kita tidak bisa memelihara dan menjaga hasil karya dari bangsa lain/Kita merupakan orang-orang yang "pintar" ?"

Maaf Kalo tulisan ini kurang dapat dipahami..maklum proses belajar...he..he...he..he...
Segala bentuk komentar saya harapkan untuk kemajuan proses belajar saya ini